Rabu, 15 Mei 2013

Operasi Perhitungan Pada Sistem Bilangan


Pada postingan kali ini akan membahas tentang operasi perhitungan yang terdiri dari operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dari sistem bilangan biner, oktal, dan heksadesimal.
 

Operasi Penjumlahan

1. Penjumlahan sistem bilangan biner
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0
  0 + 1 = 1
  1 + 0 = 1
  1 + 1 = 10
Dengan aturan tersebut, kita dapat menjumlahkan bilangan biner seperti penjumlahan bilangan desimal (dilakukan dari kanan ke kiri). Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 11010,12 + 10111,02
    111
    11010,1
    10111,0 +
  110001,1

11010,12 + 10111,02 = 110001,12
② Berapakah 1011,11012 + 11011,111012
    1  111 1
      1011,1101
    11011,11101 +
  100111,10111

11010,12 + 10111,02 = 100111,101112

2. Penjumlahan sistem bilangan oktal
Aturan dasar dari penjumlahan biner adalah sebagai berikut:
  0 + 0 = 0              0 + 5 = 5              1 + 3 = 4              3 + 5 = 10
  0 + 1 = 1              0 + 6 = 6              1 + 5 = 6              4 + 5 = 11
  0 + 2 = 2              0 + 7 = 7              1 + 7 = 10            4 + 6 = 12 
  0 + 3 = 3              1 + 1 = 2              2 + 6 = 10            Dst…
  0 + 4 = 4              1 + 2 = 3              2 + 7 = 11             
Dengan dasar ini, penjumlahan oktal sama halnya dengan penjumlahan bilangan desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.
Contoh:
① Berapakah 1258 + 468
      1
    125
      46 +
    173

1258 + 468 = 1738
② Berapakah 4248 + 25678
              111
                424
              2567 +
              3213

4248 + 25678 = 32138
3. Penjumlahan sistem bilangan heksadesimal
Operasi penjumlahan heksadesimal sama halnya seperti penjumlahan pada desimal. Lebih jelasnya depat dilihat pada beberapa contoh berikut ini.
Contoh:
① Berapakah 2B516 + 7CA16
 
           1           2B5
           7CA +
           A7F

2B516 + 7CA16 = A7F16

② Berapakah 658A16 + 7E616
                 11               658A
                 7E6 +
               6D60


658A16 + 7E616 = 6D6016

Operasi Pengurangan

1. Pengurangan sistem bilangan biner
Pengurangan pada sistem bilangan biner diterapkan dengan cara pengurangan komplemen 1 dan pengurangan komplemen 2 dimana cara inilah yang digunakan oleh komputer digital.
a. Pengurangan biner menggunakan komplemen 1
Bilangan biner yang akan dikurangi dibuat tetap dan bilangan biner sebagai pengurangnya diubah ke bentuk komplemen 1, kemudian dijumlahkan. Jika dari penjumlahan tersebut ada bawaan putaran ujung (end-around carry), maka bawaan tersebut ditambahkan untuk mendapatkan hasil akhir. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 10112 – 01112
    1011     → Bilangan biner yang dikurangi
    1000 +  → Komplemen 1 dari bilangan pengurangnya (01112)
  10011
  ↳ end-around carry
    0011     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
          1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    0100
  
10112 – 01112 = 01002
 
② Berapakah 111102 – 100012
    11110     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
   101100
  ↳ end-around carry
    01100     → Hasil penjumlahan tanpa end-around carry
            1 +  → end-around carry dari hasil penjumlahan
    01101 

111102 – 100012 = 011012

Jika dari penjumlahan tersebut tidak terdapat bawaan putaran ujung, maka hasil penjumlahan bilangan yang dikurangi dengan komplemen 1 bilangan pengurangnya adalah bilangan negatif dimana hasil akhirnya negatif dari hasil komplemen 1 penjumlahan tadi. Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 011102 – 111102
    01110     → Bilangan biner yang dikurangi
    00001 +  → Komplemen 1 dari 111102
    01111
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 011112)

011102 – 111102 = – 100002
② Berapakah 010112 – 100012
    01011     → Bilangan biner yang dikurangi
    01110 +  → Komplemen 1 dari 100012
    11001     
karena tidak ada end-around carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 1 dari 110012)

010112 – 100012 = – 001102
b. Pengurangan biner menggunakan komplemen 2
Bilangan biner yang dikurangi tetap kemudian bilangan biner sebagai pengurangnya di komplemen 2, lalu dijumlahkan. Jika hasilnya ada bawaan (carry), maka hasil akhir adalah hasil penjumlahan tersebut tanpa carry (diabaikan). Lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 11002 – 00112
    1100     → Bilangan biner yang dikurangi
    1101 +  → Komplemen 2 dari 00112
  11001     → Carry diabaikan

11002 – 00112 = 10012
② Berapakah 1100002 – 0111102
    110000     → Bilangan biner yang dikurangi
    100001 +  → Komplemen 2 dari 0111102
  1010001     → Carry diabaikan

1100002 – 0111102 = 0100012
Sekarang bagaimana kalau hasil penjumlahan dari bilangan yang dikurangi dengan komplemen 2 bilangan pengurangnya tanpa bawaan? Untuk menjawab ini, maka caranya sama seperti pengurangan komplemen 1, dimana hasil akhirnya negatif dan hasil penjumlahan tersebut di komplemen 2 merupakan hasil akhirnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 011112 – 100112
    01111     → Bilangan biner yang dikurangi
    01101 +  → Komplemen 2 dari 100112
    11100
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 111002)

011112 – 100112 = – 001002
② Berapakah 100112 – 110012
    10011     → Bilangan biner yang dikurangi
    00111 +  → Komplemen 2 dari 110012
    11010
Karena tidak ada carry,
maka hasilnya adalah bilangan negatif (komplemen 2 dari 110102)

100112 – 110012 = – 001102
2. Pengurangan sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pengurangan bilangan oktal dan heksadesimal, polanya sama dengan pengurangan bilangan desimal. Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
① Berapakah 1258 – 678
         78      → borrow
       125
         67  –
         36

1258 – 678 = 368
② Berapakah 13218 – 6578
          778borrow
         1321
           657  –
           442

13218 – 6578 = 4428

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
① Berapakah 125616 – 47916
       FF10borrow
        1256
          479  –
        DDD

125616 – 47916 = DDD16
② Berapakah 324216 – 198716
      FF10borrow
        3242
        1987  –
       18CA

324216 – 198716 = 18CA16

Operasi Perkalian

1. Perkalian sistem bilangan biner
Perkalian biner dapat juga dilakukan seperti perkalian desimal, bahkan jauh lebih mudah karena pada perkalian biner hanya berlaku empat hal, yaitu :
  0 × 0 = 0
  0 × 1 = 0
  1 × 0 = 0
  1 × 1 = 1
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Contoh:
① Berapakah 10112 × 10012
         1011    → Multiplikan (MD)
         1001 × → Multiplikator (MR)
         1011      
       0000
     1011
   1011      +
  1100011

10112 × 10012 = 11000112
② Berapakah 101102 × 1012
        10110    → Multiplikan (MD)
            101 × → Multiplikator (MR)
        10110      
      00000
    10110    +
    1101110

101102 × 1012 = 11011102

2. Perkalian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk perkalian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
① Berapakah 258 × 148
      25
      14 ×
    124
    25  +
    374

258 × 148 = 3748
② Berapakah 4538 × 658
      453
        65 ×
    2727
  3402 +
  36747

4538 × 658 = 367478

Contoh untuk bilangan heksadesimal:
① Berapakah 52716 × 7416
      527
        74 ×
      149C
    2411   +
    255AC

52716 × 7416 = 255AC16
② Berapakah 1A516 × 2F16
    1A5
      2F ×
  18AB
  34A    +
  4D4B

1A516 × 2F16 = 4D4B16

Operasi Pembagian

1. Pembagian sistem bilangan biner
Untuk pembagian bilangan biner tak ubahnya seperti pada pola pembagian bilangan desimal. Lebih jelasnya dapat dilihat caranya seperti beberapa contoh berikut ini:
Contoh:
① Berapakah 11000112 ÷ 10112
1011√1100011 = 1001
          1011
                10
                  0
                101
                    0
                1011
                1011
                      0

11000112 ÷ 10112 = 10012
② Berapakah 11011102 ÷ 101102
10110√1101110 = 101
            10110
                1011
                      0
                10110
                10110
                        0

11011102 ÷ 101102 = 1012

2. Pembagian sistem bilangan oktal dan heksadesimal
Untuk pembagian bilangan oktal dan heksadesimal, lebih jelasnya dapat diperhatikan caranya seperti beberapa contoh berikut ini.
Contoh untuk bilangan oktal:
① Berapakah 3748 ÷ 258
25√374 = 14
      25
      124
      124
          0

3748 ÷ 258 = 148

② Berapakah 1154368 ÷ 6428
642√115436 = 137
          642
          3123
          2346
            5556
            5556
                  0

1154368 ÷ 6428 = 1378
Contoh untuk bilangan heksadesimal:
① Berapakah 1E316 ÷ 1516
15√1E3 = 17
      15
        93
        93
          0

31E316 ÷ 1516 = 1716

② Berapakah 255AC16 ÷ 52716
527√255AC = 74
        2411
          149C
          149C
                0

225AC16 ÷ 52716 = 7416






















Kamis, 09 Mei 2013

Fungsi Dan Cara Membuat Sambungan Kabel Stright dan Cross Pada Jaringan

 
Komunikasi kabel jaringan Ethernet kabel Stight dan crossover. Kabel jaringan Ethernet ini terbuat dari 4 pasangan kabel performa tinggi yang terdiri konduktor twisted pair yang digunakan untuk transmisi data. Kedua ujung kabel disebut konektor RJ45.
Kabel dapat dikategorikan sebagai Cat 5, Cat 5e, Cat 6 UTP kabel. Cat 5 kabel UTP dapat mendukung jaringan Ethernet 10/100 Mbps, sedangkan Cat 5e dan Cat 6 kabel UTP dapat mendukung jaringan Ethernet berjalan pada 10/100/1000 Mbps. Anda mungkin mendengar tentang kabel UTP Cat 3, itu tidak populer lagi karena hanya dapat mendukung jaringan Ethernet 10 Mbps.

Kabel Stright dan crossover bisa CAT3, Cat 5, Cat 5e atau Cat 6 UTP kabel, satu-satunya perbedaan adalah setiap jenis kawat akan memiliki pengaturan yang berbeda dalam kabel untuk melayani tujuan yang berbeda.

Mari kita mulai dengan sederhana pin-out diagram dari dua jenis kabel Ethernet UTP dan melihat bagaimana sambungan tersebut dapat membuat Worm dapat masuk ke jaringan. Berikut adalah diagram:
Perhatikan bahwa TX (transmitter) yang terhubung ke pin yang sesuai (penerima) pin RX, plus ke plus dan minus ke minus. Dan bahwa Anda harus menggunakan kabel crossover dapat terhubung unit dengan antarmuka yang identik. Jika Anda menggunakan kabel Stright, salah satu dari dua unit harus menggunakan fungsi sambungan Cross.
Kabel Straight
Anda biasanya menggunakan kabel lurus dapat terhubung berbagai jenis perangkat. Jenis kabel akan digunakan sebagian besar waktu dan dapat digunakan untuk:
  1. Hubungkan komputer ke switch / hub ‘s normal port.
  2. Sambungkan komputer ke kabel / port LAN modem DSL‘s.
  3. Hubungkan port WAN router ke kabel / port LAN modem DSL’s.
  4. Menghubungkan port LAN router ke switch / hub ‘s uplink port. (Biasanya digunakan untuk memperluas jaringan)
  5. Koneksi dua switch / hub dengan salah satu switch / hub menggunakan port uplink dan yang lainnya menggunakan port biasa.
Jika anda ingin membuat sambungan kabel Stright kelihatannya lebih mudah untuk memasangnya, karena Kedua sisi ujung kabel (sisi A dan B) kabel memiliki pengaturan kawat dengan warna yang sama. Seperti tabel dan gambar dibawah ini.
Kabel Cross
Kadang-kadang Anda akan menggunakan kabel crossover, biasanya digunakan untuk menghubungkan perangkat jenis yang sama. Sebuah kabel crossover dapat digunakan untuk:
  1. Hubungkan 2 komputer secara langsung Seperti Modem ADSL ke Router.
  2. Sambungkan port LAN router ke sebuah switch / hub ‘s normal port. (Biasanya digunakan untuk memperluas jaringan)
  3. Hubungkan 2 switch / hub dengan menggunakan port normal di kedua switch / hub.
  4. Hubungan antara 2 komputer tanpa menggunakan Hub (Hanya dari Ethernet PC 1 ke Ethernet PC2), untuk menghubungkan 2 komputer tanpa hub, tidak bisa menggunakan sambungan Stright
Untuk membuat kabel crossover anda dapat melakukan dengan cara, kedua sisi Ujung (sisi A dan sisi B) kabel memiliki pengaturan kawat dengan mengikuti warna yang berbeda. Lihat Tabel dan gambar cara sambungan ke dua ujung kabel.
Dalam pembuatan kabel crossover Anda dapat menggunakan Crimper ini untuk melakukannya. dan jika Anda masih tidak yakin jenis kabel yang akan digunakan coba lihat urutan kabel pada jaringan yang sudah bekerja.

Catatan:
  • Jika ada auto MDI / MDI-X fitur dukungan di switch, hub, kartu jaringan atau perangkat jaringan lainnya, Anda tidak perlu menggunakan kabel crossover dalam situasi di atas. Hal ini karena fungsi crossover akan diaktifkan secara otomatis bila dibutuhkan.
  • Untuk membuat kabel lan, anda harus memiliki tang Crimping, agar kabel dapat di press pada konektor Lan
  • Hati-hati memasang kabel pada konektor Lan, karena bila anda sudah mengepres konektor dengan Tang Crimping, maka bila ada kesalahan sambungan, konektor Lan sudah tidak dapat digunakan lagi.










Selasa, 07 Mei 2013

Perbedaan Antara Hub, Switch, dan Router

 
Beberapa teknisi memiliki kecenderungan untuk menggunakan istilah router, hub dan switch secara bergantian. Satu saat mereka berbicara tentang switch. kemudian mereka sedang mendiskusikan pengaturan router. Sementara itu, mereka hanya melihat pada satu kotak. Pernahkah anda bertanya-tanya apa perbedaan antara Hub, Switch dan Router? serta fungsi dari ketiga perangkat yang semuanya sangat berbeda dari satu sama lain, bahkan jika pada waktu mereka terintegrasi ke dalam satu perangkat.

Pengertian Hub, Siwtch dan Router
HUB
Sebuah perangkat terminal koneksi umum dalam jaringan. Hub umumnya digunakan untuk menghubungkan segmen LAN. hub berisi beberapa port. Ketika sebuah paket tiba di satu port, port tersebut dicopy ke port lainnya sehingga semua segmen LAN dapat melihat semua paket.


Switch
Pada jaringan, perangkat berupa filter dan paket antara segmen LAN. Switch beroperasi pada lapisan data link (layer 2) dan kadang-kadang lapisan jaringan (lapisan 3) dari OSI Reference Model dan karena itu mendukung protokol paket. LAN yang menggunakan switch untuk bergabung ke segmen yang di tentukan untuk mengaktifkan LAN atau, dalam kasus jaringan Ethernet, Ethernet LAN diaktifkan.

Router
Sebuah perangkat yang digunakan bersama jaringan data paket. Router terhubung dengan setidaknya dua jaringan, umumnya dua LAN atau WAN atau LAN dan jaringan ISP. Router biasanya menjadi sebuah gateway, dimana dua atau lebih jaringan terhubung. Router menggunakan header dan tabel forwarding untuk menentukan jalur yang terbaik untuk meneruskan paket-paket, dan mereka menggunakan protokol seperti ICMP untuk berkomunikasi satu sama lain dan mengkonfigurasi rute yang terbaik antara dua host.

Perbedaan ketiganya
Sekarang ini router telah menjadi semacam alat yang utama, dalam menggabungkan fitur dan fungsi dari router dan switch/hub ke dalam sebuah unit tunggal. Jadi pengertian tentang perangkat ini dapat sedikit menyesatkan – terutama untuk orang baru belajar jaringan komputer.
Fungsi router, hub dan switch sangat berbeda satu sama lainnya, bahkan jika semua peralatan tersebut terintegrasi ke dalam satu perangkat. Kita mulai dengan hub dan switch karena kedua perangkat ini memiliki peran yang sama pada jaringan. Masing-masing berfungsi sebagai koneksi sentral untuk semua peralatan jaringan dan menangani tipe data yang dikenal sebagai bingkai. Bingkai membawa data Anda. Ketika bingkai diterima, hal itu diperkuat dan kemudian ditransmisikan ke port dari PC tujuan. Perbedaan besar antara kedua perangkat adalah metode frame yang disampaikan.
Dalam sebuah hub, sebuah frame berfungsi untuk menyampaikan atau “broadcast (Menyiarkan)” kepada setiap terminal. Tidak peduli bahwa frame hanya digunakan untuk satu port. hub tidak memiliki cara untuk membedakan antara bingkai port harus dikirim kemana. Melewatinya bersama untuk memastikan bahwa setiap port akan mencapai tujuan yang diinginkan. Pada peralatan ini banyak lalu lintas pada jaringan dan dapat menyebabkan tanggapan waktu jaringan yang kurang atau lambat.
Selain itu, hub dengan spesifikasi 10/100Mbps harus berbagi bandwidth dengan masing-masing port. Jadi ketika hanya satu PC yang menggunakan, akan mendapat akses bandwith yang maksimum yang tersedia. Namun, jika beberapa PC beroperasi atau di gunakan pada jaringan tersebut, maka bandwidth akan dibagi kepada semua PC, yang akan menurunkan kinerja.
Sebuah Switch, menyimpan catatan MAC address dari perangkat yang terhubung. Dengan informasi ini, suatu saklar dapat mengidentifikasi sistem yang terpasang pada terminal. Jadi, ketika bingkai diterima, peralatan tersebut tahu persis port untuk mengirimkannya ketujuan, tanpa jaringan secara signifikan meningkatkan waktu respon. Dan, tidak seperti hub, switch dengan spesifikasi 10/100Mbps akan mengalokasikan 10/100Mbps penuh untuk setiap port nya. Jadi berapapun jumlah PC ditransmisikan, pengguna akan selalu memiliki akses ke jumlah maksimum bandwidth. Ini untuk alasan-alasan mengapa switch dianggap menjadi pilihan yang jauh lebih baik dari hub.
Router adalah perangkat yang sama sekali berbeda dengan kedua peralatan yang telah di jelaskan diatas. Apabila suatu hub atau switch berkaitan dengan bingkai transmisi, fungsi router, adalah untuk paket rute ke jaringan paket yang lain sampai akhirnya mencapai tujuannya. Salah satu fitur utama dari sebuah paket adalah bahwa tidak hanya berisi data, tetapi alamat tujuan di mana ia akan pergi.
Router biasanya terhubung dengan sedikitnya dua jaringan, biasanya dua Local Area Network (LAN) atau Wide Area Network (WAN) atau LAN dan jaringan ISP. misalnya, PC atau workgroup dan EarthLink. Router terletak di gateway, tempat di mana dua atau lebih jaringan terhubung. Menggunakan tabel header dan forwarding, router menentukan jalur terbaik untuk meneruskan paket. Router menggunakan protokol seperti ICMP untuk berkomunikasi satu sama lain dan mengkonfigurasi rute terbaik antara dua host.
Sekarang ini, berbagai layanan diintegrasikan ke dalam beberapa router broadband. Sebuah router biasanya terdapat 4 sampai 8 port switch Ethernet (atau hub) dan Network Address Translator (NAT). Selain itu, biasanya sudah termasuk Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server, Domain Name Service (DNS) proxy server dan firewall hardware untuk melindungi LAN dari intrusi berbahaya dari Internet.
Semua router memiliki Port WAN yang terhubung ke DSL atau kabel modem untuk layanan internet broadband dan saklar yang terintegrasi, memungkinkan pengguna untuk dengan mudah membuat sebuah system LAN. Hal ini memungkinkan semua PC di LAN untuk memiliki akses ke Internet dan sharing file Windows dan layanan printer.
Beberapa router memiliki port WAN dan satu port LAN tunggal dan dirancang untuk menghubungkan hub LAN yang ada atau berpindah ke WAN. Ethernet switch dan hub dapat dihubungkan ke PC router dengan port ganda untuk memperluas LAN. Tergantung pada kemampuan (jenis port yang tersedia) dari router dan switch atau hub, koneksi antara router dan switch / hub mungkin membutuhkan straight-thru atau crossover (null-modem) kabel. Beberapa router bahkan memiliki USB port, dan lebih umum, poin akses nirkabel dipancarkan dari mereka.
Beberapa router yang lebih tinggi atau router kelas bisnis juga akan menggabungkan port serial yang dapat disambungkan ke modem dial-up eksternal, yang berguna sebagai cadangan dalam hal sambungan utama broadband turun, serta built in LAN server printer dan port printer.
Selain perlindungan yang melekat, fitur yang disediakan oleh NAT, router juga memiliki built-in, konfigurasi, firewall berbasis hardware. kemampuan Firewall dapat berkisar dari yang sangat mendasar, sedang sampai dengan yang canggih. Di antara kemampuan tersebut ditemukan pada router utama adalah bahwa router memungkinkan mengkonfigurasi TCP / UDP port untuk permainan, layanan obrolan, dan sejenisnya, di LAN di belakang firewall.
Jadi, singkatnya, sebuah perekat hub bersama sebuah segmen jaringan Ethernet, switch dapat menghubungkan beberapa segmen Ethernet lebih efisien dan router bisa melakukan fungsi-fungsi ditambahan rute TCP / IP paket antara beberapa LAN dan / atau WAN, dan banyak lagi tentu saja.


















Pembagian Kelas Ip Address

 

Kelas–kelas IP adress atau bisa disebut juga dengan jenis-jenis IP adress, tapi dalam bahasa jaringan disebut kelas IP adress, dan apa saja kelas pada Ip Address? Ip Adress memiliki 5 kelas, dari Kelas A, B, C, D, dan E. dan di setiap kelas memili pengertian dan perbedaanya. apa perbedaannya simak di bawah ini:

1. Kelas A
Fungsi Kelas A adalah aringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta host.

Formatnya :
-Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh

  • Bit pertama : 0
  • Panjang Network ID : 8 bit
  • Panjang Host ID : 24 bit
  • Byte pertama : 0 – 127
  • Jumlah : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
  • Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
  • Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A

2. Kelas B
Fungsi Kelas B adalah jaringan dengan ukuran sedang-besar.

  • Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
  • 2 bit pertama : 10
  • Panjang Network ID : 16 bit
  • Panjang Host ID : 16 bit
  • Byte pertama : 128 – 191
  • Jumlah : 16.384 kelas B
  • Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
  • Jumlah IP : 65.535 IP address pada tiap kelas B

3. Kelas C
Fungsi kelas C adalah untuk jaringan berukuran kecil.

  • Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
  • 3 bit pertama : 110
  • Panjang Network ID : 24 bit
  • Panjang Host ID : 8 bit
  • Byte pertama : 192 – 223
  • Jumlah : 2.097.152 kelas C
  • Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
  • Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C

4. Kelas D
Fungsi kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID

  • 4 Bit Pertama : 1110
  • Byte Inisial : 224 – 247

5. Kelas E
Fungsi kelas D adalah ini digunakan untuk keperluan Eksperimental

  • 4 Bit Pertama : 1111
  • Byte Inisial : 248 – 255